Perempuan Harus Rebut Kesempatan Menjadi Pengelola Hutan

Perempuan desa harus merebut kesempatan menjadi pelaku utama pengelolaan dan pemanfaatan hutan melalui program perhutanan sosial. Inisiatif tersebut sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah perubahan iklim, penyusutan keanekaragaman hayati dan kemiskinan yang dihadapi perempuan sebagai akibat dari pengelolaan hutan yang tidak berkeadilan dan berkelanjutan.

KPPL Makmur Jaya Sepakati Alpukat, Nangka, Durian, Petai dan Mangga

Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Makmur Jaya Desa Mojorejo Kabupaten Rejang Lebong menyepakati Alpukat, Nangka, Durian, Petai dan Mangga sebagai jenis pepohonan untuk memulihkan ekosistem hutan Taman…

Kelompok Perempuan Alam Lestari dan Sejahtera Sepakati Alpukat, Jengkol, Durian dan Petai

Kelompok Perempuan Alam Lestari dan Sejahtera Desa Batu Ampar Kabupaten Kepahiang menyepakati pohon Alpukat, Jengkol, Durian dan Petai sebagai jenis pepohonan prioritas yang akan dibibitkan dan ditanam oleh untuk memulihkan ekosistem TWA Bukit Kaba yang telah berubah menjadi kebun kopi. Pemilihan jenis pepohonan prioritas tersebut dengan mempertimbangkan manfaat secara ekonomi, ekologi dan sosial, serta hak, kepentingan dan peran perempuan.

Optimis Komunitas Perempuan Muda Peduli Perhutanan Sosial Bisa Berdampak dan Menginspirasi

Inisiatif Komunitas Perempuan Muda Peduli Perhutanan Sosial untuk menyuarakan hak, peran dan kepentingan perempuan atas hutan melalui foto dan tulisan diyakini bisa memberikan dampak dan menjadi inspirasi.

Perempuan dan Kehutanan Komunitas di Indonesia: Sebuah Catatan Singkat

Sudah lebih dari empat dekade diskursus tentang perempuan dan kehutanan komunitas (community forestry) dikumandangkan. Di Indonesia, baru di Provinsi Bengkulu terdapat kelompok perempuan yang berhasil mendapatkan legalitas hak akses, partisipasi, kontrol dan manfaat hutan melalui Perhutanan Sosial.

Dua Kelompok Perempuan Desa Bermitra untuk Memulihkan Ekosistem Hutan Warisan Dunia

KPPL Sejahtera dan KPPL Sumber Jaya menjadi kelompok perempuan desa pertama dan kedua di Indonesia yang menjadi mitra konservasi untuk skema pemulihan ekosistem.

Sejarah Baru: Koperasi Perempuan Pelestari Hutan Didirikan di Rejang Lebong

Lima kelompok perempuan pelestari hutan telah melahirkan sejarah baru dengan mendirikan koperasi perempuan di sektor kehutanan pertama di Indonesia.

Perempuan Mampu Menjadi Tokoh Pengelolaan Hutan

Perempuan mampu mengelola hutan dan memanfaatkan hasil hutan bukan kayu, dan perempuan juga mampu melestarikan dan melindungi hutan,

Melestarikan Hutan = Menyelamatkan Perempuan Petani Kopi dari Dampak Perubahan Iklim

Melestarikan hutan berarti menyelamatkan kehidupan dan penghidupan perempuan petani kopi dari dampak perubahan iklim.

Berdayakan Perempuan untuk Kembangkan Agroforestri Sawit !

Memberdayakan perempuan petani sawit skala kecil untuk mengembangkan agroforestri sawit bisa menjadi strategi terobosan untuk mendorong peran aktif mereka dalam menghapus ketidakadilan gender sekaligus menjaga ketahanan pangan, merawat kesehatan, meningkatkan kesejahteraan, melestarikan keanekaragaman hayati dan melawan perubahan iklim