Panggilan untuk Berkontribusi dan Berkolaborasi: Memberdayakan Perempuan Petani Kopi untuk Membangun Kebun Kopi Tangguh Iklim
Kopi robusta merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki peran strategis bagi Provinsi Bengkulu. Secara nasional, Provinsi Bengkulu merupakan provinsi dengan areal perkebunan kopi robusta rakyat terluas…
Hutan, Pangan, Hak Perempuan dan Otobiografi
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan taman nasional terluas kedua di Indonesia. Membentang di wilayah Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Bengkulu dengan luas mencapai 1,4…
Perempuan dan Kehutanan Komunitas di Indonesia: Sebuah Catatan Singkat
Sudah lebih dari empat dekade diskursus tentang perempuan dan kehutanan komunitas (community forestry) dikumandangkan. Di Indonesia, baru di Provinsi Bengkulu terdapat kelompok perempuan yang berhasil mendapatkan legalitas hak akses, partisipasi, kontrol dan manfaat hutan melalui Perhutanan Sosial.
Narasi Konservasi Berbasis Hak Perempuan Kian Menguat
Tahun 2020 yang dilanda pandemi Covid 19 tidak hanya dicatat sebagai tahun yang memberatkan. Tahun 2020 juga dicatat sebagai tahun yang kian menyadarkan bahwa dampak kerusakan lingkungan…
Mengapa Kita Tidak Belajar dari Ibu Suminah?
Cuma di Bengkulu ada usaha pembuatan sepatu buatan tangan yang menggunakan pelepah pisang sebagai bahan bakunya. Karya unik ini bahkan sudah merambah Eropa dan China. Sepatu ini dianggap sebuah produk yang berwawasan lingkungan dan lahir dari seorang perempuan yang cuma hendak memanfaatkan limbah yang banyak di sekitar rumahnya. Siapa perempuan ini?
Mengapa Lumbung Padi Tak Lagi Dipakai Petani Bengkulu
Dahulu di sejumlah wilayah Bengkulu begitu mudah ditemui lumbung padi. Tradisi menjaga ketahanan pangan ini arif dipertahankan beberapa tahun silam. Namun kini, sayang konsep tradisional yang mampu menjaga ketersediaan pangan itu memudar dan beberapa sudah menghilang.
Adaptasi Iklim dan Demam Berdarah, Kenapa Perlu Dibicarakan
Perubahan iklim mengubah segalanya. Nyamuk kini bahkan jauh lebih ganas dan berbahaya. Mereka menyerang tak mengenal waktu dan bisa membunuh siapa pun yang menyepelekan dampak dari perubahan iklim saat ini.
Mereka Petani Berdasi si Perampas Tanah
Jumlah petani di Indonesia menyusut drastis. Pengurangan itu pun sejalan dengan berkurangnya lahan. Di sisi lain, muncul petani-petani berdasi yang tak pernah kenal lumpur dan kerbau. Namun kini petani inilah yang kini menjadi penguasa lahan. Mereka juga menguasai orang untuk dijadikan petani sekaligus buruh di bekas lahan milik mereka. Siapa mereka? Simak catatan berikut:
Menghidupkan Kembali Kebhinekaan di Lahan Pertanian
Kebhinekaan bukan cuma wujud dari Indonesia. Tapi ia juga merupakan ruh dari pertanian Indonesia dalam bentuk pertanian polikultur. Pola tani tradisional ini terbukti mampu membendung dampak perubahan iklim yang kini meng-global. Simak opini berikut:
Selain Beras, Ilmu Apa yang Bisa Dipetik dari Sawah
Orang di negara barat dikenal sebagai sosok individualis ketimbang orang di timur. Menurut ilmuwan, sikap itu rupanya ditengarai oleh cara mereka memenuhi makan, salah satunya dengan tradisi bercocok tanam.