Prospektif Jadi Ikon, Para Pihak Dukung Produk Olahan Kecombrang Dari TNKS/Warisan Dunia

Produk olahan berbahan baku Kecombrang (Etlingera elatior) yang tumbuh berlimpah di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dinilai prospektif menjadi ikon daerah. Bukan hanya Kepala Balai Besar TNKS Tamen Sitorus dan jajaran (lihat video), banyak pihak juga mendukung inisiatif Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Maju Bersama Desa Pal VIII, Rejang Lebong memanfaatkan Kecombrang yang tumbuh liar di kawasan TNKS, yang juga ditetapkan sebagai Warisan ASEAN dan Warisan Dunia, untuk diolah menjadi minuman kemasan, dodol atau lainnya.

Kepala Balai Besar TNKS, Tamen Sitorus (tengah sambil memegang bunga Kecombrang) dan Kepala Bidang PTN Wilayah III BBTNKS  Iwin Kasiwan dan jajaran bersama perwakilan KPPL Maju Bersama di hutan Madapi TNKS di Desa Pal VIII.

Misalnya saja Kepala Dinas Sosial Provinsi Bengkulu Iskandar ZO. Saat mengunjungi KPPL Maju Bersama yang dipandu Kepala Seksi PTN Wilayah VI Balai Besar TNKS Muhammad Zainuddin menyusun rancangan rencana pelaksanaan program dan rencana kerja tahunan untuk menjabarkan rancangan perjanjian kerjasama tentang kemitraan konservasi dalam rangka pemberdayaan masyarakat berupa pemanfaatan kecombrang dan pakis, Iskandar menyatakan akan memprogramkan kegiatan untuk mendukung inisiatif pengolahan Kecombrang menjadi minuman kemasan.

“Saya akan programkan,” katanya, Selasa (17/7/18). Iskandar tertarik memberikan dukungan setelah mengetahui bunga Kecombrang bersifat anti bakteri, anti oksidan dan anti kanker. Dia berharap, minuman yang akan diproduksi bisa membantu masyarakat terhindar dari penyakit kanker yang merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Dia juga berharap terjadi perubahan pandangan terhadap TNKS. “Selama ini, (TNKS) dianggap penghambat pembangunan dan memiskinkan masyarakat. Anggapan ini harus berubah. Apalagi minuman dari kecombrang dari TNKS juga prospektif untuk menjadi ikon daerah,” kata Iskandar.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Bengkulu Iskandar ZO, Kepala Seksi PTN Balai Besar TNKS Wilayah VI Muhammad Zainuddin bersama perwakilan KPPL Maju Bersama di kantor Bidang III BBTNKS.

Inisiatif KPPL Maju Bersama memanfaatkan Kecombrang dari TNKS bukan hanya untuk meningkatkan kesejahteraan dengan menjual produk olahan yang memiliki khasiat kesehatan, khususnya bagi perempuan. Tetapi juga menjadi strategi untuk berpartisipasi dalam pelestarian TNKS. Sebagian hasil penjualan akan digunakan untuk membiayai kegiatan pelestarian TNKS. Bagi KPPL Maju Bersama, pelestarian TNKS harus dilakukan karena TNKS memiliki arti penting bagi kehidupan, penghidupan dan pengetahuan perempuan.

Dukungan juga disampaikan dosen Jurusan Teknologi Pertanian, Universitas Bengkulu, Dra. Devi Silsia, M.Si, Yessy Rosalina, STP, M.Si dan Tuti Tuturima, S.TP, M.Si pada Rabu (8/9/18). Para akademisi yang menjadi narasumber workshop singkat terkait upaya meningkatkan kualitas dan pengemasan produk itu menyatakan siap untuk menjadikan KPPL Maju Bersama sebagai kelompok binaan. “Silakan sampaikan surat ke Jurusan Teknologi Pertanian supaya bisa ditindaklanjuti,” kata Yessy kepada Ketua KPPL Maju Bersama Rita Wati usai kegiatan.

KPPL Maju Bersama mengikuti materi yang disampaikan akademisi Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Bengkulu.

Kepala Bagian Pemasaran dan Kredit Bank Bengkulu Cabang Sukowati Rejang Lebong Yenri juga mengungkapkan hal tidak berbeda. “Ini terobosan baru. Produk ini unik, apalagi kandungan dari kecombrang bagus untuk kesehatan. Rasa dan aromanya juga khas. Ini bisa menjadi ikon Bengkulu,” tutur Yenri usai mencicipi dodol dan minuman sari bunga kecombrang, Selasa (4/9/18). Lihat video

Untuk pemasaran, Bupati Rejang Lebong Achmad Hijazi dan Plt. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bisa membuat kebijakan agar minuman dan dodol bunga kecombrang dari TNKS menjadi kuliner pada berbagai kegiatan. Seperti arisan di instansi, Bank Bengkulu atau acara-acara besar resmi. “Bahkan bisa menjadi snack di maskapai atau hotel-hotel. Peran kepala daerah sangat dibutuhkan. Bank Bengkulu siap mendukung permodalan yang dibutuhkan (KPPL Maju Bersama),” kata Yenri.

Kepala Bagian Pemasaran dan Kredit Bank Bengkulu Cabang Sukowati Rejang Lebong Yenri (baju biru) dan Kasubbag IKNB dan PM Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bengkulu Herwidi Purnomo bersama KPPL Maju Bersama.

Serupa disampaikan Kasubbag IKNB dan PM Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bengkulu Herwidi Purnomo. “Rasanya enak dan memiliki peluang yang menjanjikan. Untuk menjadi ikon daerah, ini sangat prospektif,” katanya. OJK Provinsi Bengkulu siap memberikan penguatan kapasitas untuk KPPL Maju Bersama seperti pelatihan pengelolaan keuangan. “OJK akan memberikan pelatihan khususnya untuk membuat pembukuan dan laporan keuangan kelompok dan usaha,” tutur Herwidi.

Wakil Bupati Rejang Lebong H. Iqbal Bastari bersama KPPL Maju Bersama dengan minuman dan dodol bunga Kecombrang.

Wakil Bupati Rejang Lebong H. Iqbal Bastari juga menyatakan siap membantu KPPL Maju Bersama untuk mendapatkan izin dari DInas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Rejang Lebong, DInas Kesehatan Rejang Lebong dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan Provinsi Bengkulu terkait usaha minuman dan makanan berbahan baku Kecombrang dari TNKS. “Silakan sampaikan surat supaya bisa saya tindaklanjuti,” kata Iqbal dalam audiensi yang dilakukan KPPL Maju Bersama, Rabu (5/9/18).

Related Posts

Mengenal Kopi Semang, Kopi Dengan Harga “Launching” Rp 500 Ribu per Kg

“500 ribu rupiah,” ujar Barista KM Nol Café, Herry Supandi secara lugas menyebutkan harga perkenalan yang pantas untuk setiap kilogram roasted bean kopi semang yang diluncurkan oleh…

Perempuan Petani Kopi Ajukan Ranperdes untuk Hadapi Perubahan Iklim

Inisiatif perempuan petani kopi di Desa Batu Ampar dan Desa Pungguk Meranti menyusun dan mengajukan Ranperdes tersebut bukan tidak beralasan. Mereka telah merasakan secara nyata berbagai dampak dari perubahan iklim, dan mengkhawatirkan dampaknya akan semakin memburuk pada masa mendatang.

Gubernur Bengkulu akan Usulkan Areal Kawasan Hutan Khusus untuk Kelompok Perempuan

Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah akan mengusulkan areal kawasan hutan untuk dikelola secara khusus oleh kelompok perempuan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

29 Kelompok Perempuan Pengelola Hutan dan Usaha HHBK akan Berdialog dengan Gubernur Bengkulu

Sebanyak 29 kelompok perempuan pengelola hutan dan usaha hasil hutan bukan kayu (HHBK) akan menyampaikan aspirasi melalui kegiatan dialog dengan para pemangku kebijakan, yakni Balai Besar Taman…

Ketika 11 Kelompok Perempuan Pengelola Hutan Berlatih Pemetaan Partisipatif Berbasis Teknologi Solutif

“Misi berhasil…,” teriak Feni yang langsung disambut dengan teriakan anggota Tim 1 lainnya, “Yes…, yes…, yes…” Teriakan tersebut merupakan luapan kegembiraan Tim 1 karena telah berhasil menyelesaikan…

Gubernur Bengkulu Harapkan Jumlah Kelompok Perempuan Pengelola Hutan Bisa Bertambah

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengharapkan jumlah kelompok perempuan pengelola hutan yang berhasil mendapatkan legalitas bisa bertambah. Rohidin menyampaikan harapan tersebut setelah membaca buku Membangun Jalan Perubahan: Kumpulan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *