Koppi Sakti Desa Pungguk Meranti Buat Lubang Angin di 68,22 Ha Kebun Kopi
Sebanyak 58 anggota Koalisi Perempuan Petani Kopi Desa Kopi Tangguh Iklim (Koppi Sakti) Desa Pungguk Meranti, Kepahiang juga mulai menerapkan kembali salah satu kearifan/praktik lokal dalam pengelolaan…
Gubernur Bengkulu akan Usulkan Areal Kawasan Hutan Khusus untuk Kelompok Perempuan
Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah akan mengusulkan areal kawasan hutan untuk dikelola secara khusus oleh kelompok perempuan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Hutan, Pangan, Hak Perempuan dan Otobiografi
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan taman nasional terluas kedua di Indonesia. Membentang di wilayah Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Bengkulu dengan luas mencapai 1,4…
Gubernur Bengkulu Harapkan Jumlah Kelompok Perempuan Pengelola Hutan Bisa Bertambah
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengharapkan jumlah kelompok perempuan pengelola hutan yang berhasil mendapatkan legalitas bisa bertambah. Rohidin menyampaikan harapan tersebut setelah membaca buku Membangun Jalan Perubahan: Kumpulan…
Perempuan Harus Rebut Kesempatan Menjadi Pengelola Hutan
Perempuan desa harus merebut kesempatan menjadi pelaku utama pengelolaan dan pemanfaatan hutan melalui program perhutanan sosial. Inisiatif tersebut sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah perubahan iklim, penyusutan keanekaragaman hayati dan kemiskinan yang dihadapi perempuan sebagai akibat dari pengelolaan hutan yang tidak berkeadilan dan berkelanjutan.
Perempuan dan Kehutanan Komunitas di Indonesia: Sebuah Catatan Singkat
Sudah lebih dari empat dekade diskursus tentang perempuan dan kehutanan komunitas (community forestry) dikumandangkan. Di Indonesia, baru di Provinsi Bengkulu terdapat kelompok perempuan yang berhasil mendapatkan legalitas hak akses, partisipasi, kontrol dan manfaat hutan melalui Perhutanan Sosial.
Perempuan Mampu Menjadi Tokoh Pengelolaan Hutan
Perempuan mampu mengelola hutan dan memanfaatkan hasil hutan bukan kayu, dan perempuan juga mampu melestarikan dan melindungi hutan,
Suara Perempuan Harus Didengar
Kesal Nurbaiti (62 tahun) belum hilang lantaran patok berwarna merah, penanda pembangunan jalan tol bertebaran di ladang miliknya beberapa waktu lalu. Baginya, ini bukan semata soal ganti…
KPPL Karya Mandiri Resmi Menjadi Mitra Balai Besar TNKS
Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Karya Mandiri Desa Tebat Tenong Luar menandatangani perjanjian kerjasama kemitraan konservasi dengan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat pada Sabtu (8/8/20). Dengan…
Rita Wati Menerima Penghargaan dari Direktur Jenderal KSDAE KLHK
Rita Wati, Ketua Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Maju Bersama Desa Pal VIII, Rejang Lebong menerima penghargaan yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan…