Upaya Koalisi Perempuan Petani Kopi Desa Kopi Tangguh Iklim (Koppi Sakti) Desa Batu Ampar menerapkan kembali sejumlah kearifan/praktik lokal dalam pengelolaan kebun kopi yang selaras dengan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk membangun kebun kopi tangguh iklim terus berlanjut. Setelah mulai menerapkan kembali pembuatan lubang angin (mini rorak) di 50,77 hektare kebun kopi, Koppi Sakti Desa Batu Ampar juga mulai menerapkan kembali pola polikultur di kebun kopi yang sama.
Dengan dukungan dari The Canada Fund for Local Initiatives (CFLI) – Kedutaan Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, 58 orang anggota Koppi Sakti Desa Batu Ampar menanam setidaknya 50 batang bibit pepohonan multiguna seperti durian, nangka, alpukat, jengkol, kabau dan petai, termasuk 6 batang bibit durian, nangka dan alpukat unggul bersertifikat untuk menjadi pohon indukan enteres, untuk setiap hektare kebun kopi.
“Penanaman dilakukan untuk memperbanyak jenis dan jumlah pepohonan yang sudah ada di kebun kopi,” kata Ketua Koppi Sakti Desa Batu Ampar Supartina Paksi pada Kamis (24/10/24). Supartina mengemukakan hal tersebut di sela-sela mengecek bibit pepohonan multiguna yang ditanam di kebun kopi anggota Koppi Sakti Desa Batu Ampar. Saat mengecek, Supartina bersama Anggota Koppi Sakti Desa Batu Ampar, Siti Hermi, Rolena Lasmi dan Harianti, dan Pemuda Desa Batu Ampar, Sukardi.
Menanam dan merawat pepohonan multiguna tersebut, menurut Supartina, tidak hanya membantu menyerap dan menyimpan karbon dan nitrogen, tetapi juga dapat mengurangi dampak negatif perubahan iklim terhadap kopi. “Kalau sudah besar, pepohonan tersebut akan membuat suhu di kebun kopi menjadi sejuk, dan akan melindungi bunga dan buah kopi dari sinar terik matahari, tetesan air hujan, serta terpaan angin kencang.”
Manfaat lain dari menanam dan merawat pepohonan multiguna tersebut, tambah Sekretaris Koppi Sakti Desa Batu Ampar, Desmi Yati, adalah membantu dalam menjaga kesuburan tanah karena bisa mengurangi potensi pengikisan humus, mencegah erosi dan longsor, dan membantu penyerapan dan penyimpanan air di dalam tanah.
“Kalau musim kemarau, tanah tidak kekeringan, sehingga pohon kopi dan tanaman lainnya bisa tetap tumbuh dengan subur,” kata Desmi saat mengecek bibit pepohonan multiguna yang ditanam di kebun kopi anggota Koppi Sakti Desa Batu Ampar pada Selasa (22/10/24). Saat mengecek, Desmi bersama Anggota Koppi Sakti Desa Batu Ampar, Ida Ria, Novi Titiani dan Fitri Yani, serta Pemuda Desa Batu Ampar, Sukardi.
Lebih lanjut, sambung Desmi, manfaat menanam dan merawat pepohonan multiguna tersebut adalah memperbanyak potensi sampah dedaunan dan rerantingan yang bisa dimanfaatkan menjadi mulsa dan pupuk organik. “Jadi, kegiatan menanam dan merawat pepohonan ini juga sejalan dengan rencana kami untuk memanfaatkan sampah dedaunan dan rerantingan pohon menjadi mulsa dan pupuk organik,” kata Desmi.
Anggota Koppi Sakti Desa Batu Ampar Susanti menambahkan, menanam dan merawat pepohonan multiguna tersebut juga bisa menjadi sumber pendapatan baru atau tambahan. “Hasilnya bisa menambah pendapatan atau meningkatkan kesejahteraan,” kata Susanti saat mengecek bibit pepohonan multiguna yang ditanam di kebun kopi anggota Koppi Sakti Desa Batu Ampar pada Senin (23/10/24). Saat mengecek, Susanti bersama Anggota Koppi Sakti Desa Batu Ampar, Herna Zulni, dan Pemuda Desa Batu Ampar, Sukardi.
Anggota Koppi Sakti Desa Batu Ampar Siti Hermi menambahkan, hasil panen dari pepohonan mutiguna tersebut juga bisa mengurangi pengeluaran keluarga untuk memenuhi pangan dan nutrisi keluarga. “Termasuk bisa dibagikan kepada tetangga dan keluarga yang berada di luar desa. Kalau sedang musim durian, kami tidak perlu untuk mengeluarkan uang untuk membeli. Begitu pula dengan buah lainnya,” kata Siti.
Sebagaimana diketahui, Koppi Sakti Desa Batu Ampar telah mengajukan Rancangan Peraturan Desa (Ranperdes) tentang Desa Kopi Tangguh Iklim ke Pemerintah Desa. Melalui Ranperdes, mereka ingin merevitalisasi sejumlah kearifan/praktik lokal dalam pengelolaan kebun kopi yang selaras dengan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk membangun kebun kopi tangguh iklim.
Berbagai kearifan/praktik lokal tersebut antara lain menerapkan pola polikultur dengan menanam pepohonan multiguna seperti nangka, alpukat, durian, jengkol, petai, kabau atau lainnya dan menanam sayur dan rempah, membuat lubang angin, tidak membakar, melainkan memanfaatkan sampah rerumputan, dedaunan dan rerantingan pohon kopi dan pohon lainnya menjadi mulsa dan pupuk organik, dan membuat bak penampungan air hujan.
Khusus untuk menerapkan pola polikultur, Koppi Sakti Desa Batu Ampar menyepakati untuk menanam dan merawat pepohonan multiguna penghasil buah seperti nangka, alpukat, durian, jengkol, petai, kabau dan/atau lainnya dengan jumlah minimal 64 batang, pohon kleresede dengan jumlah minimal 64 batang, pohon aren dan/atau pinang dengan jumlah minimal 92 batang untuk setiap hektare kebun kopi.
Selain itu, Koppi Sakti Desa Batu Ampar menyepakati untuk menanam dan merawat pepaya dan/atau pisang dengan jumlah minimal 128 batang, cabai rawit, katu, cung, terong-terongan dan/atau kacang-kacangan dengan jumlah minimal 625 batang, talas dengan jumlah minimal 256 batang; dan kecombrang, lengkuas, serai, jahe, kunyit, dan/atau kapulaga dengan jumlah minimal 196 batang untuk setiap hektare. (**)