Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar Buat Lubang Angin di 61,72 Ha Kebun Kopi

Koalisi Perempuan Petani Kopi Desa Kopi Tangguh Iklim (Koppi Sakti) Desa Tebat Tenong Luar juga telah mengajukan Rancangan Peraturan Desa (Ranperdes) Tentang Desa Kopi Tangguh Iklim kepada Pemerintah Desa Tebat Tenong Luar. Kendati Ranperdes yang diajukan belum disahkan menjadi peraturan desa, namun mereka juga mulai menerapkan kembali berbagai kearifan/praktik lokal dalam pengelolaan kebun kopi yang selaras dengan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim untuk membangun kebun kopi tangguh iklim sebagaimana yang tertuang dalam Ranperdes.

Anggota Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar Martha membuat lubang angin di kebunnya.

Sebanyak 42 orang anggota Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar yang didukung oleh The Canada Fund for Local Initiatives (CFLI) – Kedutaan Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste telah membuat lubang angin (mini rorak), salah satu kearifan/praktik lokal yang selaras dengan aksi adaptasi perubahan iklim, di 61,72 hektare kebun kopi. Dibantu keluarga, mereka membuat setidaknya 150 unit lubang angin untuk setiap hektare kebun kopi, dan setiap unitnya berukuran minimal 30 cm x 30 cm x 30 cm.

“Semakin banyak jumlahnya, lebar ukurannya, dan merata letaknya, akan semakin baik,” kata Ketua Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar, Nurlela Wati saat mengecek kebun kopi anggota Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar yang membuat lubang angin pada Kamis (7/11/24). Saat mengecek, Nurlela bersama Bendahara Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar, Julian Novianti dan Anggota Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar Retiana Anita.

Pembuatan lubang angin diperlukan untuk memanen air hujan agar bisa diserap secara optimal oleh tanah, sehingga bisa meningkatkan ketersediaan air dalam tanah dan mengurangi potensi lahan mengalami kekeringan saat musim kemarau. “Kalau ada lubang angin, pohon kopi dan pohon lainnya bisa tumbuh lebih subur, dan buah yang dihasilkan bisa lebih banyak,” ujar Nurlela.

Anggota Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar membuat lubang angin di kebunnya.

Manfaat lainnya, sambung Julian, untuk mengurangi potensi penurunan kesuburan lahan akibat humus di lapisan atas lahan terbawa oleh air hujan, terutama saat hujan deras. “Termasuk bisa menjadi lubang untuk memerangkap seserah (sampah rerumputan, dedaunan dan reranting pohon kopi dan pohon lainnya) yang terbawa air hujan, dan juga bisa dimanfaatkan menjadi lubang pembuat pupuk organik dari seserah, dan lubang untuk meletakan sekam kulit kopi dan kotoran hewan,” kata Julian.

Anggota Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar Kum Juni Hariyanti mengatakan, membuat lubang angin di kebun kopi sudah dilakukan oleh tetua dan orang tua. Hanya saja, ukuran lubang angin yang dibuat lebih besar dengan ukuran 1 meter x 2 meter dan kedalaman 1 meter, dan dibuat dengan jarak yang lebih jauh, sehingga jumlahnya hanya sedikit.

“Kalau sudah penuh dengan seserah, akan dibuat lubang angin yang baru lagi,” kata Kum saat mengecek hasil pembuatan lubang angin pada Selasa (5/11/24). Saat mengecek, Kum bersama Sekretaris Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar, Mercy Fitry Yana, Anggota Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar, Reva Hariani dan Nurma Yunita, serta suami Mercy. Mereka mengecek pembuatan lubang angin pada Selasa dan Rabu (6/11/24).

Pembuatan lubang angin juga untuk mendukung rencana mereka menerapkan kembali pola polikultur. Dengan dukungan dari CFLI – Kedutaan Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, mereka telah membuat bibit durian, nangka, jengkol, alpukat dan kabau pada September 2024. Untuk setiap hektare kebun kopi akan ditanam sedikitnya 50 batang bibit.

Anggota Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar membuat lubang angin di kebunnya.

Selain bibit pohon yang dibuat oleh Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar, mereka juga akan menanam bibit durian, alpukat dan nangka unggul bersertifikat untuk menjadi pohon indukan enteres. Penanaman bibit pepohonan tersebut akan dilakukan pada Januari 2025. “Semoga dengan pembuatan lubang angin ini akan membuat lahan menjadi lebih siap untuk ditanami dengan beragam bibit pepohonan,” kata Nurma pada Selasa (5/11/24).

Sepertihal manusia, Mercy menambahkan, tanaman membutuhkan air, udara, makanan dan lingkungan tempat hidup yang cocok/layak. Oleh karena itu, lahan kebun perlu dirawat dengan tepat agar bisa menyediakan air, udara, makanan dan lingkungan tempat hidup pohon kopi dan tanaman lainnya yang cocok. “Kalau boleh dikatakan, kebun adalah cerminan diri perempuan petani. Supaya sehat dan produktif, segala kebutuhannya harus dipenuhi dengan tepat,” ujar Mercy pada Rabu (6/11/24).

Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar mengajukan Rancangan Peraturan Desa (Ranperdes) tentang Desa Kopi Tangguh Iklim ke Pemerintah Desa Tebat Tenong Luar pada 9 September 2024. Melalui Ranperdes, mereka ingin merevitalisasi sejumlah kearifan/praktik lokal dalam pengelolaan kebun kopi yang selaras dengan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Berbagai kearifan/praktik lokal tersebut antara lain menerapkan pola polikultur dengan menanam pepohonan penghasil buah seperti nangka, alpukat, durian, jengkol, petai, kabau atau lainnya dan menanam sayur dan rempah, membuat lubang angin, dan membuat bak penampungan air hujan.

Lalu, tidak membakar sampah rerumputan, dedaunan dan reranting pohon kopi dan pohon lainnya, memanfaatkan rerumputan, dedaunan dan reranting pohon kopi dan pohon lainnya menjadi mulsa dan pupuk organik. Khusus mengenai lubang angin, jumlah minimal lubang angin yang dibuat adalah 256 unit untuk setiap hektare. (**)

Related Posts

Dukung Perjuangan Koppi Sakti Kepahiang, DPRD Kepahiang Ajak Lakukan Pertemuan Lanjutan

DPRD Kepahiang menyatakan dukungannya terhadap perjuangan Koalisi Perempuan Petani Kopi Desa Kopi Tangguh Iklim (Koppi Sakti) Kepahiang. Oleh karena itu, DPRD Kepahiang mengajak agar Koppi Sakti Kepahiang…

ranperdes

Sejarah Baru, Ranperdes yang Disusun Perempuan Petani Kopi untuk Atasi Perubahan Iklim Ditetapkan

Sejarah baru telah tercipta di Desa Batu Ampar, Kepahiang pada Rabu, 11 Desember 2024. Setelah melalui pembahasan secara seksama dalam Musyawarah Desa Pembahasan dan Penetapan Rancangan Peraturan…

Koppi Sakti Desa Pungguk Meranti Juga Mulai Terapkan Kembali Pola Polikultur di 68,22 Ha Kebun Kopi

Koalisi Perempuan Petani Kopi Desa Kopi Tangguh Iklim (Koppi Sakti) Desa Pungguk Meranti juga terus melanjutkan upaya untuk menerapkan kembali sejumlah kearifan/praktik lokal dalam pengelolaan kebun kopi…

Koppi Sakti Desa Batu Ampar Juga Mulai Terapkan Kembali Pola Polikultur di 50,77 Ha Kebun Kopi

Upaya Koalisi Perempuan Petani Kopi Desa Kopi Tangguh Iklim (Koppi Sakti) Desa Batu Ampar menerapkan kembali sejumlah kearifan/praktik lokal dalam pengelolaan kebun kopi yang selaras dengan aksi…

Koppi Sakti Desa Mojorejo Buat Lubang Angin di 50,84 Ha Kebun Kopi

Koalisi Perempuan Petani Kopi Desa Kopi Tangguh Iklim (Koppi Sakti) Desa Mojorejo telah mengajukan Rancangan Peraturan Desa (Ranperdes) Tentang Desa Kopi Tangguh Iklim kepada Pemerintah Desa Mojorejo….

Koppi Sakti Desa Pungguk Meranti Buat Lubang Angin di 68,22 Ha Kebun Kopi

Sebanyak 58 anggota Koalisi Perempuan Petani Kopi Desa Kopi Tangguh Iklim (Koppi Sakti) Desa Pungguk Meranti, Kepahiang juga mulai menerapkan kembali salah satu kearifan/praktik lokal dalam pengelolaan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *