Senyum Bahagia Perempuan Petani Kopi Merasakan Perubahan dari Membangun Kebun Kopi Tangguh Iklim

Senyuman yang mengekpresikan rasa bahagia nyaris tidak pernah lepas dari wajah anggota Koalisi Perempuan Petani Kopi Desa Kopi Tangguh Iklim (Koppi Sakti) Desa Tebat Tenong Luar, Rejang Lebong, Mercy Fitry Yana pada Sabtu (26/7/2025) sore. Sembari mengajak melihat pepohonan kopi di kebun kopinya, Mercy menceritakan sejumlah perubahan dari membangun Kebun Kopi Tangguh Iklim yang membuatnya bahagia.

Mercy Fitry Yana memegang buah kopi selang. Foto: Dedek Hendry

“Seperti inilah penampakan buah selangnya. Jauh berbeda dengan tahun lalu. Bahkan, beberapa petani kopi yang sempat mampir ke sini (kebun kopinya) mengatakan mirip dengan buah musim. Mudah-mudahan kondisi buahnya tetap bagus sampai waktu siap dipanen,” kata Mercy didampingi suaminya, Alto Kahirjat.

Untuk buah musim, sambung Mercy, jumlah hasil panen yang diperoleh pada tahun ini (2025) meningkat signifikan dibandingkan dengan jumlah hasil panen yang diperoleh pada tahun lalu (2024). Hasil panen pada tahun ini sebanyak 43 karung plastik ukuran 50 kg, sedangkan hasil panen pada tahun lalu hanya sebanyak 25 karung plastik ukuran 50 kg.

“Baru sekitar seminggu selesai panen buah ujung (petik ketiga). Hasil yang diperoleh 7 karung. Kalau hasil panen buah ujung tahun lalu, hanya 4 karung. Namun, isi karung hasil panen tahun lalu tidak sebanyak isi karung hasil panen buah ujung pada tahun ini,” ujar Mercy yang juga Sekretaris Koppi Sakti Bengkulu.

Mercy Fitry Yana dan batang pohon kopi yang merunduk ke bawah akibat buah selang. Foto: Dedek Hendry

Perubahan-perubahan Lainnya

Tidak hanya terkait jumlah hasil panen, tambah Mercy, perubahan yang dialami juga terkait kondisi buah kopi. Saat ini, sudah tidak banyak lagi buah kopi yang mengalami busuk sebelah dan berlubang, kulit buahnya lebih mengkilap, dan buahnya terasa lebih padat dan berat.

“Perubahan lainnya, batang menjadi kokoh, batang dan cabang tidak mudah patah, akar tidak mudah tercerabut, dan dedaunan menjadi rimbun dan berwarna hijau pekat. Sebelumnya, kalau batang digoyang, pangkal batang ikut bergoyang, dan akar di sekitar pangkal batang ikut bergoyang seperti mau tercerabut,” kata Mercy.

Mercy Fitry Yana memegang cabang dengan buah kopi selang. Foto: Dedek Hendry

Kebun Kopi Tangguh Iklim

Mercy menilai, sejumlah perubahan tersebut merupakan dampak positif dari aksi membangun Kebun Kopi Tangguh Iklim. Yakni, tidak menggunakan herbisida kimia untuk mengendalikan rerumputan, memanfaatkan rerumputan, dan reranting dan dedaunan pohon kopi menjadi mulsa organik, menggunakan sekam (kulit kering) kopi menjadi pupuk organik, dan membuat lubang angin.

“Optimis dengan Kebun Kopi Tangguh Iklim yang dibangun. Ini belum termasuk dampak dari pola polikultur. Selain sudah menanam pohon durian, alpukat, nangka, jengkol dan kabau, saya juga sudah menanam cabai rawit dan jahe, dan akan menanam terong, lengkuas dan serai di kebun kopi,” kata Mercy.

Mercy Fitry Yana membuat pupuk organik di lubang angin dengan memanfaatkan rerumputan, dedaunan dan reranting pohon kopi dan pohon lainnya yang sebelumnya diimanfaatkan sebagai mulsa organik. Foto: Dedek Hendry

Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar bersepakat membangun Kebun Kopi Tangguh Iklim dengan merevitalisasi kearifan/praktik lokal dalam pengelolaan kebun kopi yang relevan dengan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Kearifan/praktik lokal yang direvilitasi antara lain berpola polikultur, membuat lubang angin (mini rorak), dan tidak menggunakan pestisida kimia.

Selanjutnya, tidak membakar, tetapi memanfaatkan rerumputan, dedaunan dan reranting pohon kopi dan pohon lainnya sebagai mulsa organik, memanfaatkan sekam kopi, rerumputan, dedaunan dan reranting pohon kopi dan pohon lainnya untuk membuat pupuk organik, dan membuat tempat penampungan air hujan.

Ketua dan Bendahara Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar, Nurlela Wati dan Julian Novianti membantu Mercy Fitry Yana membuat pupuk organik di lubang angin dengan memanfaatkan rerumputan, dedaunan dan reranting pohon kopi dan pohon lainnya yang sebelumnya diimanfaatkan sebagai mulsa organik. Foto: Dedek Hendry

“Untuk mengembangkan pola polikultur, Koppi Sakti Desa Tebat Tenong Luar bersepakat menanam nangka, durian, alpukat, jengkol, petai, kabau atau pohon lainnya yang menjadi pohon pelindung pohon kopi, dan menanam cabai rawit, jahe, terong, lengkuas dan serai di sela-sela pohon kopi,” terang Mercy. (**)

Related Posts

Sekolah Adat Tunggu Tubang, Jalan Pulang Generasi Muda Adat Semende

Komunitas Adat Muara Dua, Semende Ulu Nasal di Kabupaten Kaur meresmikan sekolah adat pada Sabtu (18/10/25). Sekolah yang dibangun secara bergotong-royong dengan konstruksi kayu beratap kayu Sirap…

Bupati Kepahiang Ingin Kebun Kopi Tangguh Iklim Menyerbak

“Ini yang saya cari,” ujar Bupati Kepahiang H. Zurdi Nata, S.IP dalam diskusi bersama perwakilan Koalisi Perempuan Petani Kopi Desa Kopi Tangguh Iklim (Koppi Sakti) Bengkulu di…

Perempuan Petani Kopi dari 20 Desa Surati Bupati Minta Fasilitasi Bangun Kebun Kopi Tangguh Iklim

Sebanyak 40 orang perempuan petani kopi dari 20 desa di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong menandatangani surat permintaan kepada bupati agar memfasilitasi para perempuan petani kopi…

Perempuan Besemah Padang Guci: Pelestarian Aren Penting untuk Adat dan Tradisi

“Bubugh (bubur). Wajib ada saat jamuan adat perkawinan di adat kami, orang Besemah Padang Guci. Tidak bisa tidak ada,” kata Endang Putriani (36), perempuan Besemah Padang Guci…

Perempuan Petani Kopi Panen Pupuk Organik dari Lubang Angin di Kebun Kopi Tangguh Iklim

“Yang dipanen baru 30 lubang,” kata Heni, Pengawas Koalisi Perempuan Petani Kopi Desa Kopi Tangguh Iklim (Koppi Sakti) Desa Mojorejo, Rejang Lebong sembari menghidangkan nasi, sambal cabai…

Bupati Bengkulu Tengah akan Minta Menteri Kehutanan Ambil Diskresi untuk KPTH THM

Raut wajah enam orang perempuan perwakilan Kelompok Perempuan Tani Hutan Tanjung Heran Maju (KPTH THM) Desa Tanjung Heran, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah menjadi sumringah saat…

This Post Has One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *