
Perempuan Petani Kopi Ajukan Ranperdes untuk Hadapi Perubahan Iklim
Inisiatif perempuan petani kopi di Desa Batu Ampar dan Desa Pungguk Meranti menyusun dan mengajukan Ranperdes tersebut bukan tidak beralasan. Mereka telah merasakan secara nyata berbagai dampak dari perubahan iklim, dan mengkhawatirkan dampaknya akan semakin memburuk pada masa mendatang.

Gubernur Bengkulu akan Usulkan Areal Kawasan Hutan Khusus untuk Kelompok Perempuan
Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah akan mengusulkan areal kawasan hutan untuk dikelola secara khusus oleh kelompok perempuan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

29 Kelompok Perempuan Pengelola Hutan dan Usaha HHBK akan Berdialog dengan Gubernur Bengkulu
Sebanyak 29 kelompok perempuan pengelola hutan dan usaha hasil hutan bukan kayu (HHBK) akan menyampaikan aspirasi melalui kegiatan dialog dengan para pemangku kebijakan, yakni Balai Besar Taman…

Gubernur Bengkulu Harapkan Jumlah Kelompok Perempuan Pengelola Hutan Bisa Bertambah
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengharapkan jumlah kelompok perempuan pengelola hutan yang berhasil mendapatkan legalitas bisa bertambah. Rohidin menyampaikan harapan tersebut setelah membaca buku Membangun Jalan Perubahan: Kumpulan…

AJI Bengkulu: Bedah Buku Kumpulan Otobiografi Perempuan Pelestari Hutan Larangan Agar Menjadi Inspirasi
Merayakan Hari Bumi 2023, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu bersama Koperasi Perempuan Pelestari Hutan dan Lembaga Kajian, Advokasi dan Edukasi (LivE) menggelar diskusi/bedah buku Membangun Jalan Perubahan:…

Feni Oktaviana dan Nurlela Wati: Menulis Otobiografi untuk Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan
Kami menulis otobiografi karena ingin menyuarakan perjalanan hidup, pengetahuan tentang hutan, pengalaman dan upaya memperjuangkan hak-hak perempuan.

Kopi Semang: Melawan Krisis Iklim, Melestarikan Satwa Liar dan Menjaga Tradisi Luhur
Kopi Semang adalah kopi yang diproduksi oleh perempuan petani kopi yang berupaya melawan krisis iklim, melestarikan satwa liar dan menjaga tradisi luhur.

Perempuan Harus Rebut Kesempatan Menjadi Pengelola Hutan
Perempuan desa harus merebut kesempatan menjadi pelaku utama pengelolaan dan pemanfaatan hutan melalui program perhutanan sosial. Inisiatif tersebut sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah perubahan iklim, penyusutan keanekaragaman hayati dan kemiskinan yang dihadapi perempuan sebagai akibat dari pengelolaan hutan yang tidak berkeadilan dan berkelanjutan.

KPPL Makmur Jaya Sepakati Alpukat, Nangka, Durian, Petai dan Mangga
Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Makmur Jaya Desa Mojorejo Kabupaten Rejang Lebong menyepakati Alpukat, Nangka, Durian, Petai dan Mangga sebagai jenis pepohonan untuk memulihkan ekosistem hutan Taman…