Sebuah riset internasional yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS Genetics mengumumkan hasil mengejutkan soal bentuk hidung manusia. Dalam riset seperti yang dilaporkan National Geographic, adanya bentuk hidung pesek, mancung, lubang hidung yang sempit atau pun lebar, ternyata dipengaruhi oleh iklim.
LivE Knowledge – Mark D Shriver, seorang peneliti dari Pennsylvania State University menyebutkan, awalnya para peneliti menganggap perbedaan pada bentuk hidung disebabkan oleh proses acak yang dikenal sebagai pergeseran genetik.
Tetapi kemudian mereka menemukan bahwa penyebab sebenarnya adalah varIlustrasiiasi dalam seleksi alam di populasi berbeda, dan iklim merupakan pengaruh terkuatnya.
Tim peneliti kemudian menggunakan pencitraan wajah 3D untuk mengambil pengukuran dari 476 partisipan dari Afrika Barat, Asia Selatan, Asia Timur, dan keturunan Eropa Utara. Mereka menemukan bahwa pengukuran hidung yang berbeda di seluruh populasi lebih dari yang dimungkinkan oleh pergeseran genetik acak.
Mereka melihat persebaran bentuk lubang hidung dengan suhu lokal dan kelembaban di tempat para partisipan dan nenek moyang mereka berasal. Hasilnya, terungkap bahwa hidung yang cenderung datar dengan lubang hidung lebar diadaptasikan untuk iklim yang lebih lebih hangat dan lembab, sementara hidung tinggi ramping dengan lubang sempit dikembangkan untuk iklim yang dingin dan kering.
“Kami menyimpulkan bahwa beberapa aspek dari bentuk hidung mungkin didorong untuk beradaptasi terhadap iklim lokal,” tulis para peneliti. “Kami berpikir bahwa ini adalah penjelasan sederhana dari sejarah evolusi yang sangat kompleks.”