Jumpun Pambelom, Hutan Sumber Kehidupan ala Dayak

Hutan Jumpun Pambelom, nama ini mencuat ketika kebakaran hutan melanda Indonesia pada tahun 2015. Maklum, kawasan ini menjadi satu-satunya hutan yang selamat dari jilatan api di Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah. Bagaimana kisah hutan ini selamat dari bencana? Simak catatan berikut.

LivE Knowledge – Jumpun Pambelom adalah sebuah konsep nilai luhur dari suku Dayak. Jumpun dari bahasa Dayak Ma’anyan yang berarti hutan dan Pambelom dari bahasa Dayak Ngaju yang artinya kehidupan. Sehingga kalau digabungkan berarti Hutan adalah Sumber Kehidupan.

Tahun 1998, seorang warga suku dayak bernama Januminro Bunsal, berinisiatif membeli lahan-lahan rusak sisa terbakar di Palangkaraya. Saat itu, ia cuma berkeinginan untuk mengelolanya kembali dan melakukan penanaman ulang.

Bersama warga, Januminro pun menanami ulang kawasan seluas 20 hektare yang telah dibelinya itu dengan beragam tanaman seperti, Galam (Melaleuca leucadendron), Tumih (Combretocaprus rotundatus) dan Teretang (Campnosperma sp.), lalu ada juga jenis lain seperti Jelutung, Ramin, Pasak Bumi, Tanggaring, Ulin, Gemor dan Gaharu.

Perlahan, dengan ketekunan Januminro akhirnya bisa menyulap lahan rusak itu bisa menjadi hutan kembali. Setidaknya, ada 20 hektare lahan yang dikelolanya bersama warga setempat.

Salah satu bibit pohon yang diadopsi di Jumpun Pambelon/BBC

Kini, pohon-pohon itu telah menjulang tinggi, dan sebagai perlindungan dari kebakaran. Januminro membuat sumur bor dengan kedalaman setidaknya 20 meter di setiap 100 meter atau 150 meter Jumpun Pambelom.

“Sumur bor fungsinya mensuplai air kalau terjadi kebakaran dan membasahi area sekitar batas hutan,” kata Januminro seperti dilansir di BBC.

Tahan api
Konsep sumur bor di sekeliling Jumpun Pambelom yang digagas Januminro, ternyata memang handal untuk penanganan kebakaran hutan yang melanda kawasan itu.

Ini dibuktikan pada tahun 2015, ketika kebakaran hebat hampir melanda Kalimantan, Sumatera, Papua dan beberapa daerah lain, Jumpun Pambelon tak terpengaruh.

Bersama tim serbu api yang telah dibentuk Januminro, lubang-lubang sumur bor menjadi sumber air terdekat yang bisa menghalau api yang hendak membakar hutan.

Tim relawan asap di hutan Jumpun Pambelon/Astralife

Dibantu relawan-relawan tangguh, Jumpun Pambelon akhirnya terlindungi dari api. “Kalau cuma mengandalkan air dari pinggir jalan, tidak akan pernah bisa dipadamkan,” kata pendiri sekolah relawan di Jumpun Pambelon, Gawa Bayu Gawtama seperti dikutip VIVA.co.id.

Kini, Jumpun Pambelon menjadi inspirasi. Petak hutan yang juga menyediakan beragam bibit pohon itu menjadi contoh bahwa dengan komitmen dan pelibatan warga perlindungan hutan itu bisa dilakukan dan ia memberi manfaat lebih dari sekadar perlindungan.

 

*  Tulisan ini disadur ulang dari laporan BBC dan VIVA.co.id

*  Punya tulisan tentang figur/komunitas yang menginspirasi, silakan berbagi di liveindonesia.id, kirimkan ke alamat surel kami di liveknowledge@hotmail.com

Related Posts

Mengenal Kopi Semang, Kopi Dengan Harga “Launching” Rp 500 Ribu per Kg

“500 ribu rupiah,” ujar Barista KM Nol Café, Herry Supandi secara lugas menyebutkan harga perkenalan yang pantas untuk setiap kilogram roasted bean kopi semang yang diluncurkan oleh…

Perempuan Petani Kopi Ajukan Ranperdes untuk Hadapi Perubahan Iklim

Inisiatif perempuan petani kopi di Desa Batu Ampar dan Desa Pungguk Meranti menyusun dan mengajukan Ranperdes tersebut bukan tidak beralasan. Mereka telah merasakan secara nyata berbagai dampak dari perubahan iklim, dan mengkhawatirkan dampaknya akan semakin memburuk pada masa mendatang.

Gubernur Bengkulu akan Usulkan Areal Kawasan Hutan Khusus untuk Kelompok Perempuan

Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah akan mengusulkan areal kawasan hutan untuk dikelola secara khusus oleh kelompok perempuan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

29 Kelompok Perempuan Pengelola Hutan dan Usaha HHBK akan Berdialog dengan Gubernur Bengkulu

Sebanyak 29 kelompok perempuan pengelola hutan dan usaha hasil hutan bukan kayu (HHBK) akan menyampaikan aspirasi melalui kegiatan dialog dengan para pemangku kebijakan, yakni Balai Besar Taman…

Ketika 11 Kelompok Perempuan Pengelola Hutan Berlatih Pemetaan Partisipatif Berbasis Teknologi Solutif

“Misi berhasil…,” teriak Feni yang langsung disambut dengan teriakan anggota Tim 1 lainnya, “Yes…, yes…, yes…” Teriakan tersebut merupakan luapan kegembiraan Tim 1 karena telah berhasil menyelesaikan…

Gubernur Bengkulu Harapkan Jumlah Kelompok Perempuan Pengelola Hutan Bisa Bertambah

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengharapkan jumlah kelompok perempuan pengelola hutan yang berhasil mendapatkan legalitas bisa bertambah. Rohidin menyampaikan harapan tersebut setelah membaca buku Membangun Jalan Perubahan: Kumpulan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *