Oleh : Eva Juniar Andika

Pakis merupakan salah satu tumbuhan yang tumbuh secara alami di kawasan hutan Madapi (Mahoni, Damar, Pinus), bagian dari kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang bersentuhan dengan Desa Pal VIII. Bagi perempuan desa setempat, keberadaan pakis tersebut memiliki arti penting.

Pemanfaatannya berfungsi sebagai jaring pengaman pangan keluarga. “Kalau sedang tidak punya uang, biasanya saya mengambil pakis di hutan Madapi untuk dimasak,” kata Ketua Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) “Maju Bersama” Desa Pal VIII, Rita Wati pada Selasa (12/9/17).

Ketua KPPL Maju Bersama Desa Pal VIII, Rita Wati memanen pakis yang tumbuh di kawasan TNKS pada Selasa (12/9/17). Dia biasa mengolah pakis menjadi masakan pakis tumis, pakis santan dan pakis rendang. Foto: Dokumen KPPSWD

Masakan dari pakis cukup beragam. Pakis tumis, pakis santan dan pakis rendang yang paling sering dibuatnya. Agak berbeda dalam pengolahan untuk membuat pakis rendang, pakis dijemur terlebih dahulu. “Supaya menghilangkan lendir dan membuat pakis menjadi lebih keras saat dimasak,” kata Rita Wati.

Pakis tumbuh di bawah tegakan pohon mahoni, damar dan pinus karena teduh dan tanahnya lembab. Pakis di sana relatif terbebas dari hama, penyakit dan sama sekali terbebas unsur kimia dari herbisida atau pestisida. Walau sering dipanen atau dipungut, ketersediaannya tetap berlimpah. “Pakis yang rajin dipanen, tumbuh semakin subur,” ujar Rita Wati.

Selain dipanen/dipungut untuk pangan keluarga, perempuan juga memanfaatkan pakis di kawasan Madapi sebagai tambahan pendapatan rumah tangga. Pakis yang dipanen/dipungut dijual di warung-warung di desa atau pasar mingguan di Desa Pal VIII atau desa tetangga. “Sebagian pakis yang dijual di warung dan pasar itu dari sana,” terang Rita Wati.

Aktivitas perempuan memungut/memanen pakis memang tidak dilarang. Namun, terbilang tidak terorganisir dan terencana. Bila saja KPPL Maju Bersama diberi akses untuk memanfaatkan kawasan Madapi, budidaya pakis untuk pangan keluarga dan pendapatan perempuan bisa menjadi bagian aktivitas KPPL. “Sekaligus menjaga TNKS,” ujar Rita Wati.

Pot Bunga
Tumbuhan pakis yang dipungut untuk dimasak dan dijual itu disebut perempuan desa setempat dengan nama pakis sayur. Disamping pakis sayur, tumbuhan pakis lain di kawasan Madapi yang juga sering dimanfaatkan oleh perempuan adalah pakis gajah. “Batangnya bisa digunakan untuk pot bunga. Kalau bapak-bapak (laki-laki) biasanya memanfaatkan batangnya untuk tiang pondok,” kata Rita Wati.