Membangun kebun pembibitan merupakan salah satu langkah yang akan dilakukan Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan Hidup/Hutan “Maju Bersama”, usai pembentukan kelompok tersebut pada Minggu (9/7/17). Demikian disampaikan Rita Wati, ketua kelompok yang dibentuk untuk berupaya terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang ditetapkan sebagai Warisan ASEAN dan Dunia, pada Sabtu (22/7/17).

Menurut Rita Wati, kebun pembibitan akan dibangun sesuai dengan tiga seksi yang disusun dalam kepengurusan. Meliputi, seksi tanaman obat, seksi tanaman rempah dan seksi tanaman hias. “Dengan harapan, kalau izin (mengelola/memanfaatkan kawasan TNKS) diberikan, bibit-bibit yang sudah ada atau siap nantinya, bisa ditanam di kawasan TNKS,” kata Rita.

Saat dibentuk, jumlah perempuan desa yang terlibat sebanyak 16 orang. Para pengurus dan anggota kelompok juga bersepakat untuk menambah atau mencari perempuan lainnya yang bersedia untuk menjadi anggota. “Semakin banyak yang mau menjadi anggota, semakin bagus. Yang jelas, kami akan mencari ibu-ibu yang mau berjuang bersama dan serius,” ujar Rita.

Kepala Desa Pal VIII Prisnawati mengaku siap untuk mengalokasikan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) guna mendukung kelompok Maju Bersama. Dia berharap pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat juga bersedia membina dan memberdayakan kelompok Maju Bersama. “Surat pemberitahuannya sedang dibuat. Bila selesai, akan dikirim ke pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat,” kata Prisnawati, Sabtu (22/7).

Kepala Seksi Wilayah VI Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat, Zainuddin mendiskusikan Perlindungan dan Pemanfaatan TNKS untuk Kesejahteraan Masyarakat/Perempuan di Kantor Bidang 3 BBTNKS, Rejang Lebong, Jumat (21/7/17)

Kades Karang Jaya Juga Siap

Tidak jauh berbeda disampaikan Kepala Desa Karang Jaya Muhammad Rafiuddin. Dia menyatakan siap mendukung dengan mengalokasikan dana dalam APBDes, bila kaum perempuan di Desa Karang Jaya ingin membentuk kelompok untuk memanfaatkan sekaligus menjaga kawasan TNKS untuk kehidupan dan penghidupan perempuan. “Misalnya terkait permasalahan air bersih,” ujar Rafiuddin.

Perwakilan KPPSWD berdikusi sekaligus mewawancarai Kepala Desa Karang Jaya M Rafiuddin bersama tokoh perempuan Desa Karang Jaya di Kantor Desa Karang Jaya, Sabtun(13/5/17)

Ada dua sumber air di Desa Karang Jaya. Air dari Gunung Bukit Kaba dan kawasan TNKS. Hanya saja, air dari Gunung Bukit Kaba sedikit terasa asam, diduga karena terpapar belerang. “Berbeda dengan air dari kawasan TNKS, jernih dan tak berasa. Namun, kalau musim kemarau, airnya mengering. Ibu-ibu menjadi kesulitan memperoleh air. Oleh karena itu, upaya memperbaiki kondisi dan menjaga kelestarian TNKS sangat penting,” kata Rafiuddin.